Saya bukan sedang bermimpi, atau bukan juga telah mengunjungi suatu daerah yang punya empat musim. Apalagi dari kutub utara. Walau saya bermimpi ingin sekali bisa menginjakkan kaki di negeri Matahari Terbit, menikmati hanami matsuri (festival bunga sakura) saat bunga sakura bermekaran dan mahkotanya berterbangan tertiup angin seperti yang di komik2 itu. Atau membangun boneka salju, bermain lemparan salju atau bikin es serut dari salju yang tinggal nuang sirupnya aja. Lha kok jadi ngelantur ya… =D~
Dunia salju telah menginjakkan kakinya di Surabaya! Ini bukan sebuah tanda2 kiamat, karena Surabaya yang super duper hot itu berubah menjadi sedingin di kutub utara (mungkin). Tapi ternyata, dinginnya salju hanya merambah di sedikit bagian di Surabaya, tepatnya di Giant Rajawali. Mungkin sejak awal agustus tahun 2010 (saya kurang tahu tepatnya) dunia salju resmi dibuka. Antusias warga Surabaya dan sekitarnya untuk menikmati sensasi dinginnya salju cukup tinggi. Ditambah lagi pemberitaan di media cetak dan reklame2 di jalan menambah orang menjadi semakin penasaran.
Wahana yang ditampilan cukup menarik, walau dengan ruang yang menurut saya kurang lapang. dengan suhu ruangan minus 15 derajat celcius, didalam dunia salju terdapat patung2 unik dari balok2 es batu menjadi pembuka. Mulai dari patung penguin, ular, ikan, dan banyak lainnya. Di sisi yang lain berdiri kokoh boneka salju dan pondok kayunya. Sedang disampingnya ada papan luncur 2 buah, besar dan kecil. sedang diujung papan luncur terdapat ranting2 pohon yang sudah berselimut salju beku.
ngomong2 dari tadi tentang salju, sebenarnya saya membayangkan butiran2 es halus yang jatuh dari langit (atap mungkin). tapi ternyata bukan! di dalam wahana 'hanya' terdapar timbunan es, balok2 es dan ranting2 ber'es. jadi saljunya manaaaaaa???
penasaran? sayang sekali sejak bulan oktober kemarin dunia salju sudah tutup. untung saya sudah mencobanya ya... =P
kostumnya krg megang
ReplyDeletemana bulu2nyaaaaaaa
*disambit vena melinda
loh kita kan cinta binatang. kasian kan kalo mereka dikuliti
ReplyDelete