Wednesday, June 24, 2009

titip rindu buat ayah

Sesekali bolehlah meluangkan waktu buat maen ke taman kota. Di Surabaya sendiri ada beberapa, dimana hampir setiap pertigaan yang agak besar atau bila ada sedikit ruang kosong di kota, dibikin taman. Paling tidak, satu2nya hal yang bisa saya banggakan bila ada temen dari luar kota (apalagi dari kota besar) adalah bahwa kota Surabaya tidak ‘sepanas’ yang dibilang. Penghijauan dan kebersihannya terjaga (yah…paling ga di ruas2 jalan utama). Salut buat dinas pertamanannya


Hari sabtu kemaren memang saya khususkan buat istirahat di kost. Tapi berhubung semakin siang udaranya semakin panas dan di kamar serasa dipanggang di dalam oven, akhirnya saya putuskan buat maen ke salah satu taman kota : kebun bibit aka taman flora di bratang. Menyenangkan sekali disana, liat ijo2 yang menyejukkan mata, liat rusa, liat kolam ikan, mendengar riuh anak2 Sekolah Dasar maupun Taman Kanak2 yang sedang ‘berwisata’ disana, liat muda mudi duduk manis sambil ngobrol, ato Cuma sekedar membaca buku di bawah rindangnya tanaman


Di dalam taman juga ada perpustakaan kecil dimana waktu saya datang, kebanyakan pengunjung adalah ayah yang membawa anak mereka, kira2 lum masuk TK ato PG. lucu sekali melihat anak2 itu belajar membaca, ato ketika mereka bertanya tentang jalan cerita buku yang dibaca. Dengan sabar sang ayah menjelaskan sambil nunjuk2 gambar.



Mungkin adegan seperti itu adalah hal biasa bagi sebagian orang. Namun ketika saya melihatnya, suasana hati menjadi sangat terharu. Maklum, anak perantauan yang jauh dari orang tua. Jadi teringat bapak di rumah. Memang cara mendidik bapak beda dengan apa yang diliat di adegan itu. Beliau tidak pernah mengajari membaca, menggambar, menyanyi, bahkan mengaji pun tidak. Namun beliau punya cara tersendiri, ketika memasuki jam belajar, TV dimatikan dan beliau benar2 disiplin. Bahkan sampai sekarangpun ketika telpon ke rumah, beliau selalu menanyakan, ’sudah sholat belum?’ . beliau sering mengajak anak2nya ke kebun. Menikmati udaranya, melihat pertumbuhan tanaman, bahwa tanaman itu juga butuh perhatian, tidak Cuma manusia atau hewan. Iya, bapak saya seorang petani. Setiap pulang, pasti diajak ke kebun, cerita tentang musim yang semakin tidak menentu, cerita tentang hama jangkrik, cerita tentang hujan, cerita tentang mensyukuri alam.



Bapak, maaf ya sampai sekarang dan sepertinya sampai kapanpun anakmu ini belum bisa membahagiakanmu. Masih saja sering bikin khawatir. Love you so, dad!




Di matamu masih tersimpan selaksa peristiwa
Benturan dan hempasan terpahat di keningmu
Kau nampak tua dan lelah, keringat mengucur deras
namun kau tetap tabah hm...
Meski nafasmu kadang tersengal
memikul beban yang makin sarat
kau tetap bertahan


Engkau telah mengerti hitam dan merah jalan ini
Keriput tulang pipimu gambaran perjuangan
Bahumu yang dulu kekar, legam terbakar matahari
kini kurus dan terbungkuk hm...
Namun semangat tak pernah pudar
meski langkahmu kadang gemetar
kau tetap setia


Ayah, dalam hening sepi kurindu
untuk menuai padi milik kita
Tapi kerinduan tinggal hanya kerinduan
Anakmu sekarang banyak menanggung beban


Engkau telah mengerti hitam dan merah jalan ini
Keriput tulang pipimu gambaran perjuangan
Bahumu yang dulu kekar, legam terbakar matahari
kini kurus dan terbungkuk hm...
Namun semangat tak pernah pudar
meski langkahmu kadang gemetar
kau tetap setia


16 comments:

  1. Lagu Ebiet G ade...................
    Huahuahuahua.. titip rindu untuk ayah yak! hehehe

    ReplyDelete
  2. kita mungkin tumbuh dan belajar hidup dengan cara yg berbeda2 dari orang tua, namun didalamnya terdapat satu kesamaan, yaitu kasih sayang yang tiada terkira besarnya^^

    ReplyDelete
  3. iya bu... dari kemaren nyari2 di kantor keknya ga ada yang punya lagu ini, mo donlot males :D

    ReplyDelete
  4. weee... ini pasti bukan pak sapar yang biasanya
    kembalikan pak sapar!kembalikan!!!

    wekekekeke

    ReplyDelete
  5. saya jg titip rindu buat ayah saya ya... Tolong disampaikan... ;(

    ReplyDelete
  6. wah.. lg kangen sama bapak!
    seeppp lah!




    SABUDI (sastra budaya indonesia)
    mari kita jaga bersama!

    ReplyDelete
  7. ah .. itu kan hanya perasaan de' titik sahaja eh titik mulyati ya

    simbokku bilng byk bgt kebahagiaan dr anak2nya, liat qt bisa jalan, mengeja, brangkat sekolah sndiri, naik kelas, wisuda, diterima kerja & msh byk lagi kebahagiaan yg qt bagi buat mereka.

    titip rindu jg buat babe-ku yg rajin nyelipin do'a buat gw di sholat malamnya, wish he always healthy n happy:)

    ReplyDelete
  8. inilah sebenarnya sapar yg asli bu tac^^


    =)

    -berlalu sambil terus berdzikir memegang tasbih-

    ReplyDelete
  9. mari kita menyampaikan rasa rindu kepada ayah kita masing2...
    jangan lupa doakan untuk keselamatan beliau dunia dan akhirat :)

    ReplyDelete
  10. iya...tapi bukan bapak yang laen lho..
    (bapak kantin, bapak tukang bakso, bapak siomay) lho lho...

    ReplyDelete
  11. jadi terharu kamu ngomong gitu ndah...
    hiks hiks...

    ReplyDelete
  12. wekekekkekek...
    jadi yang selama ini kamuflase doang ya? selamat anda telah mengelabui banyak orang
    hihihii
    :p

    ReplyDelete
  13. kmrin saya lagi latihan akting buat film terbaru saya ...

    huwahahhahaha

    ReplyDelete
  14. shhh..ssshhh... ojo nangis, mosok satpam mewek sih:P

    anw... iku mb'mu sing alumni IPB kae tah?
    koq trlihat lebih putih, kalem, ayu dan... lebih muda
    whuakakak.... buruan ke salon tik!!

    ReplyDelete
  15. maksud muuuuu????

    huhuhuhu... anda orang ke tiga belas lewat dari 100 yang bilang begitu

    tegaa...ndah tegaaa....
    *nangis,berlari sambil angkat rok*

    ReplyDelete
  16. masyaallah..
    astaghfirullah...
    aurat tik.. aurat!!
    hallah iku ga' make CD pula...issiiinnn tik isiiin....

    -bukan temen gw, sumpeh bukan temen gw-

    ReplyDelete