Tuesday, February 22, 2011

Visit Sumatera Barat 2011




Berawal dari ajakan seorang teman yang asli Solok, yang ingin pulang kampung di bulan februari ini. Tanpa pikir panjang, saya pun langsung bilang ikut. Kapan lagi bisa ke sumatera barat, tanpa mikir dimana harus menginap?bagaimana menuju tempat wisatanya?dan yang pasti, akomodasi dan makan ditanggung gratis? Kecuali tiket PP Surabaya-padang tentunya.

Sempat ketar ketir juga waktu mengajukan cuti, soalnya di akhir bulan januari sudah mengambil cuti sebanyak 3 hari untuk trip ke papuma dan ijen. Tapi ternyata Tuhan mengabulkan doa saya, thanks to mr kakap dan mr kasubbag.

Tanggal 11 februari pun tiba, mengambil cuti 5 hari dan pulang lagi ke Surabaya tanggal 20.lumayan 10 hari di negeri orang. Kesan pertama setelah menginjakkan kaki disini adalah : atap rumahnya keren! Dengan desain tanduk kerbau, runcing di ujungnya. Dan bukit barisannya juga bagus banget. Jalan dari padang ke solok kan melewati bukit barisan. Saya cuman heran, kalo bukitnya dijadiin semen padang, ntar lama2 barisannya ilang satu persatu dong. Lalu angkotnya keren2 dengan music memekakkan telinga dan gambar2 di sekujur tubuhnya. Kata teman saya, orang padang itu pemilih, kalau bukan angkot yang keren dengan music yang keren juga, mereka tidak mau naik. Satu lagi, ketika kami numpang sholat di masjid di padang, toilet buat buang air kecil, pembatasnya hanya dinding/papan setinggi satu meter, dengan satu bak air yang memanjang di tembok dan toiletnya menghadap ke dinding. Bahkan kata teman saya, di toilet di masjid dekat rumahnya tidak ada pintunya.can you imagine that? *merinding

Istirahat di sisa hari jumat, sabtu dan minggu, Hari senin direncanakan mulai jalan2nya. Menuju kota batu sangkar dan bukittinggi, melewati danau singkarak. Objek pertama adalah istana pagaruyung. Istana ini pernah terbakar 3 atau 4 kali dan dipindah dari lokasi di puncak bukit ke tempat sekarang. Tapi sayang saya datang disaat yang tidak tepat. Istana yang biasanya bisa dimasuki oleh pengunjung, tapi saat saya datang istana tersebut sedang dalam tahap renovasi. Pagar seng didirikan mengelilingi istana, jadi kami cuma poto2 di depan istana saja.

Objek kedua adalah batu angkek2. batu yang terletak di desa balai tabuh, sungayang, tanah datar ini ada kisahnya. Diawali dari mimpi datuk bandaro kayo, yang seorang kepala kaum dari suku piliang. ia didatangi oleh Syech Ahmad dan disuruh untuk mendirikan sebuah perkampungan yang sekarang dikenal dengan nama kampung Palangan. Pada saat pembangunan tonggak pertama terjadi suatu peristiwa aneh, yakni terjadinya gempa lokal dan hujan panas selama 14 hari 14 malam. karena terjadi peristiwa itu, diadakanlah musyawarah dan saat musyawarah berlangsung terdengar suara gaib yang berasal dari lubang pemancangan bangunan bahwa di lokasi itu ada terdapat sebuah batu yang dikenal dengan batu pendapatan, batu itu harus dirawat dengan baik. sekarang batu ini dikenal dengan batu angkek-angkek, ramai dikunjungi oleh wisatawan. untuk mengetahui pertanda niat seseorang tercapai atau tidaknya maka dapa lihat terangkat atau tidaknya batu tersebut.(sumber:dari tulisan di depan rumah batu angkek-angkek)

Teman saya mencoba mengangkat batu ini tapi tidak berhasil sedangkan adiknya bisa. Kalau saya sih, terlepas dari kepercayaan apakah itu syirik atau tidak, mencoba untuk mengintip, melihat atau mendahului untuk tahu masa depan itu bukan hal yang menarik. Tantangan dalam hidup akan banyak berkurang apabila saya tahu apa yang akan terjadi. besides, relying on something uncertain thing like that is not cool. :D

Kami singgah di panorama tabek patah untuk menikmati makan siang yang dibawa dari rumah. Benar2 piknik keluarga bukan? Makan di tempat ini sangat nikmat. Sambil menikmati pemandangan dari atas bukit.

Objek ketiga adalah jam gadang, icon dari kota bukittinggi. Jam gadang (gadang artinya adalah besar) ini dibuat pada jaman belanda, pernah di renovasi di jaman jepang hingga akhirnya bentuknya seperti ini. Kata teman saya orang bukittinggi, tidak poto di jam gadang sama artinya tidak datang ke sumatera barat.

Perjalanan berlanjut ke danau maninjau yang harus melewati kelok ampek-ampek (kelok 44) yang tiap keloknya ada nomor urutnya. Pemandangan danau maninjau dilihat dari atas sangatlah indah dan kelok ampek-ampek nya sangat-sangat menantang. Jangan mengaku mahir mengendarai kendaraan kalo belum mencoba tikungan2 disini. Dan mohon siap2 antimo dan asoi (kantong plastik) bagi anda yang suka mual :D

Sesampai di danaunya, ehm…it’s not as beautiful as it seems from the upside. Dan saya tidak tertarik bermain air disini. Bau asin tercium walaupun itu adalah sebuah danau air tawar. Tapi kalau dinas pariwisatanya mau mengembangkan wisata air disini-seperti tour perahu mengelilingi danau, pasti akan lebih menarik lagi (walaupun kemarin kami juga melihat ada satu perahu yang disewakan untuk keliling danau).

Perjalanan pulang kami mampir di Sate Mak Syukur di kota Padang Panjang, sate Padang yang cukup terkenal katanya. Tapi karena mungkin waktu saya makan disini ada sisa daging yang nyangkut di gigi dan membuat gigi saya sakit, saya kurang begitu bisa menikmati. Malah menurut saya, sate yang saya makan dari pasar lebih enak. (sepertinya ada yang salah dengan lidah saya) :P

Hari selasa jalan2 berlanjut kea rah kota padang. Berhenti sejenak di panorama, melihat pemandangan kota solok dan sekitarnya dari atas bukit barisan. Indaaaaaaaaahh… dilanjutkan menuju pantai air manis dimana kapal malin kundang karam dan dia dikutuk ibunya jadi batu. Pantai pasir hitam dengan pulau pisang yang Nampak indah dari atas. Coba kalo kapal malin kundangnya di gali dan tampak bawahnya, pasti lebih Nampak keren. Saya malah lebih tertarik dengan langitnya yang cerah, pohon cemara dan kambing2 yang berkeliaran di sekitar pantai. Bukannya anjing atau kucing, tapi kambing!

Perjalanan dilanjutkan kembali ke pantai Panjang, tapi kami tidak berhenti sama sekali karena pantainya ‘Cuma’ seperti itu. Tidak ada pasir dan yang ada Cuma batu2 dan pedagang kaki lima di sekelilingnya. Kalau udah pernah liat tempat yang lebih keren, tempat laih terlihat biasa saja. Maafkan saya. Namun jalan2 di kota padang, masih Nampak beberapa bangunan sisa bencana gempa di akhir 2009 dulu. Bahkan hotel ambacang masih berantakan.

Hari kamis saya dan teman saya menuju ke danau singkarak yang jarak tempuh cukup 30 menit naik sepeda motor. Beruntung sekali karena cuaca sangat cerah, jadi warna danau, bukit2 diseberang danau dan langit keliatan indah.

sayang saya belum sempat ke ngarai sianok yang eksotis itu. Overall, sumatera barat menyajikan pemandangan yang berbeda dari tempat lain. Bukit-danau-langit-sawah-atap bangunan, semuanya keren. Bahkan saya berani bilang sumatera barat adalah surge bagi para pecinta landscape. :D

15 comments:

  1. Wah memang benar benar tukang keliling. Mantabs mbak foto2nya, benar2 menggiyurkan.



    SABUDI (sastra budaya indonesia)
    mari kita jaga bersama!

    ReplyDelete
  2. Manstap,terima kasih dah promosiin sumatera barat....

    ReplyDelete
  3. indonesia itu memang indah kalau orang mau menyadarinya

    ReplyDelete
  4. terima kasih kembali telah mampir di blog saya :D

    ReplyDelete
  5. Someday, tik. Aku pasti akan ke sini. Someday. iya, someday.
    *plakkk! kelamaan

    ReplyDelete
  6. jangan lupa mampir ke ngarai sianok

    *saya belum kesampaian kesana T__T

    ReplyDelete
  7. cih!
    *ikut2an samhoed
    *pakai baju gadang
    :)

    ReplyDelete
  8. fotonya pelit bgt sih
    cuma segitu aja
    ;)

    ReplyDelete